Langsung ke konten utama

Natural dan Honey Process dalam Kopi



Halo, Sobat Kopi

Beberapa waktu lalu, salah satu sahabat saya menanyakan sebuah hal dalam proses pengeringan kopi.

“Apa sih beda natural sama honey process? Apakah berpengaruh dalam hal rasa dan aroma?”

Kurang lebih seperti itu pertanyaan yang diajukan kepada saya, dan saya hanya bisa menjawab seadanya, dengan jawaban yang kira-kira seperti ini

“natural itu prosesnya kering, jadi ketika kopi itu dipetik langsung dijemur dalam bentuk buah, sedangkan kalo honey process itu dikupas dulu baru dijemur”.

Saya sebetulnya kurang yakin apakah jawaban saya benar atau tidak tetapi sepengetahuan saya ya seperti itu, karena saya juga belum terlalu lama berkecimpung di dunia perkopian. Jadi, sebenarnya apa sih itu Natural Process, apa sih itu Honey Process.

Bagi Sobat Kopi yang ingin tahu tentang proses penjemuran atau pengeringan kopi pasca panen dan bagaimana hasil serta karakteristik yang dihasilkan, mari kita bahas lebih lanjut lagi disini.

NATURAL PROCESS

Natural Process sering disebut juga proses kering atau Dry atau Unwashed (tidak terkena air/dicuci).

Pada intinya, proses ini dilakukan segera setelah kopi dipanen dari kebunnya. Sesaat setelah dipetik kopi langsung dijemur tanpa dikupas dibawah sinar matahari dalam bentuk buah kopi. Dijemur untuk menghilangkan kadar air dalam buah kopi sampai kering. Penjemuran dilakukan kurang lebih 5 - 6 minggu bila kondisi panas matahari stabil (tidak hujan).
Natural Proses seiring berjalannya penjemuran.

Metode ini diharapkan agar kopi tersebut dapat berfermentasi dan membuat rasa kopi lebih bervariasi, sehingga membuat profil kopi lebih kuat dan mempunyai ciri khas tersendiri.

Setelah kering, kopi lalu digiling dengan menggunakan mesin untuk memisahkan kulit kopi yang kering dengan biji kopi di dalamnya.

Rasa yang dihasilkan menurut lidah saya selama ini adalah fruity yang kuat, full body, low acidity, citrusy, dan terkadang sedikit nutty.

Natural Process paling banyak digunakan di Indonesia. Untuk beberapa daerah penghasil kopi seperti Sulawesi dan Jawa, Natural Process telah di percaya dapat menghasilkan citarasa dan aroma kopi yang lebih kompleks dan eksotik.

HONEY PROCESS

Honey process atau biasa juga dikenal dengan sebutan semi washed, semi dry atau pulped natural.

Kenapa semi washed? Karena buah kopi dikupas dengan menggunakan air yang cukup banyak, kemudian biji kopi dipisahkan dari buahnya menggunakan alat (di Indonesia biasanya masih menggunakan alat tradisional), biji kopi yang telah dipisahkan langsung dijemur di bawah sinar matahari tanpa dibersihkan lagi, dan kopi dalam keadaan masih berlendir.
Lendir yang mengering pada Honey Proses

Dijemur dengan tujuan agar lendir mengering dan lendir tersebut menyerap kedalam biji kopi hingga tercipta rasa yang manis dan dijemur dengan kondisi bertumpuk agar terjadi fermentasi. Karena lendir yang menyelimuti biji kopi ini juga terlihat seperti madu maka disebut Honey Process.

Metode ini pertama kali diperkenalkan di Brazil dan biasanya penjemuran memakan waktu hingga 4 minggu, beberapa kopi Sumatera dan Jawa biasanya menggunakan metode ini.

Rasa yang dihasilkan menurut pengalaman saya adalah, body yang soft, sweetness yang menonjol, low acidity dan sedikit fruity walaupun tidak sekuat Natural Process.

Well, Sobat Kopi, saya telah membahas natural dan honey process. banyak pertanyaan yang muncul jika membicarakan hal ini seperti,

Lebih enak Natural apa Honey ya?

Jawabannya adalah, sama saja

Karena ngopi itu ya selera, dan selera itu masing-masing, ga bisa dipaksakan. berdasarkan pengalaman saya minum kopi natural dengan honey adalah rasa yang saya dapatkan unik, keduanya mempunyai nilai plus tersendiri, masing-masing mempunyai citarasa yang eksotik.

Jadi selama masih bisa menikmati kopi, ya kenapa nggak.

Hidup terlalu singkat untuk memikirkan hal yang udah pasti, contohnya ya tadi, kopi enak masih mikir dua kali buat dicoba, apalagi dengan semakin parahnya global warming, kita ga tau sampai kapan kopi enak masih bisa kita nikmatin.

Don't think, just drink! because a good coffee never lie.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hantu Kopi Luwak? Ada-Ada Saja

Masyarakat di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, kembali digegerkan dengan merebaknya isu setan kopi luwak. Isu tersebut sebenarnya pernah beredar pada pertengahan tahun lalu, tapi kemudian hilang begitu saja. Kini desas-desus tersebut terdengar lagi dan malah makin meluas ke daerah lain. Tokoh masyarakat Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Saban, 50 tahun, mengatakan setiap hari warganya membicarakan setan kopi luwak. Padahal masyarakat sendiri belum pernah melihat wujud hantu yang dipergunjingkan itu. "Katanya hanya bau yang bisa dirasakan," kata Saban, Sabtu, 30 Mei 2015. Berdasarkan laporan masyarakat, bau yang tercium itu seperti kopi baru diseduh. Aroma semerbaknya sangat kuat. Padahal tak ada warga yang sedang minum kopi atau menyeduh. "Makanya disebut setan kopi luwak," ujarnya. "Saya sendiri juga belum pernah merasakannya. Tapi banyak warga saya yang mengaku merasakannya." Laporan lain menyebutkan, setiap aroma tersebut muncul, ada

Sejarah Kopi Solong

Aceh salah satu produsen kopi didunia dan kopi arabika merupakan kopi speciality dan tidak dimiliki oleh negara lain yang mempunyai rasa dan aroma khas kopi Aceh dan sumbernya ada di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, Aceh. Selain kopi jenis arabika, ada kopi robusrta yang tidak kalah enaknya terutama robusta Lamno Aceh Jaya, Aceh yang tiada duanya. Ini yang menjadi sumber bahan baku untuk produksi kopi terkenal di Aceh dan manca negara yaitu KOPI SOLONG, ULEE KARENG, BANDA ACEH dan saat ini menjadi icon wisata Kota Banda Aceh. Sejarah Kopi Solong dan sebutan Solong hanya legenda artinya tidak tahu pasti apa artinya, namun ini sudah melekat erat dihati penikmat kopi sejak tahun 1974. Solon kata Cek Nawi (pemilik warung kopi solong Sp.7 sekarang) hanya panggilan orang-orang terhadap ayahnya (Haji Muhammad Kasaman) yang bekerja pada orang Tionghoa saat itu dan akhirnya ayahnya mendirikan usaha bubuk kopi, sampai saat ini populer dengan nama Kopi Solong. Kopi ini diolah secara tradis

Cara Membuat Kopi Menggunakan Chemex

Ga mungkin lah kalo sobat gatau alat yang satu ini. Alat yang udah melegendaris dari tahun 1940-an, yang udah dipajang di kafe-kafe, yang selalu jadi bahasan semua orang kalo ngomongin hal-hal tentang kopi. Udah kebayang kan? Alat itu adalah Chemex. Chemex ini udah jadi alat seduh manual yang wajib punya lah, Bentuknya yang elegan nan elok di mata membuat ritual nyeduh sobat menjadi lebih mengasikkan. Chemex ini mirip dengan metode seduh V60 drip terutama dalam hal body dan rasa. langkah membuat kopinya pun hampir sama. Filter Chemex itu 20-30% lebih tebal dari yang digunakan oleh metode pour over lainnya seperti Hario V60. Hasilnya adalah secangkir kopi yang lebih kaya rasa walaupun waktu seduh lebih lama dari pour over yang lain. Meski rasa yang dihasilkan tidak sekaya menyeduh dengan French Press , tapi Chemex mampu menghasilkan secangkir kopi tanpa sedimen yang akan membuat orang lain nyaman dengan rasa yang lebih lembut. Tapi jangan seneng dulu sob, karena udah kebayang