Langsung ke konten utama

Robusta atau Arabika (?)



Belum lama ini saya mengenal dunia perkopian, saya hanyalah seorang penyuka kopi tidak lebih, namun sering kali saya menerima pertanyaan seperti ini.

“Apa sih perbedaan kopi arabika dan robusta? Kenapa arabika lebih mahal dari robusta? Enakan mana?”

Pertanyaan yang sering sekali diributkan dalam dunia kopi, selalu menjadi perbincangan hangat dan terkadang berujung pada perdebatan yang tak ada habisnya.

Langsung aja kalo gitu buat Sobat Kopi yang ingin tahu perbedaan serta kekurangan dan kelebihan masing-masing jenis kopi ini, kita bahas disini.

KOPI ROBUSTA

Kopi Robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama Coffea canephora. Ditemukan pada tahun 1895. Tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl, temperatur 24-30° C, dan curah hujan yang tidak menentu.

Kualitas buah kopi robusta lebih rendah dari kopi arabika maupun liberika. Kopi ini menguasai 30% pasar dunia, walaupun merupakan angka yang kecil namun kopi ini mendominasi sekitar 80% pasar di Indonesia. Kopi ini tersebar banyak di Negara Kolumbia, Indonesia dan Filipina.

Terdapat beberapa ciri-ciri pada pohon kopi robusta, agar sobat kopi dapat membedakan ketika langsung berada di lapangan, yaitu kopi ini tumbuh di daratan rendah sekitar 700m dpl, jumlah biji kopi dalam satu pohon tinggi, biji kopi agak sedikit lebih kecil dan bulat daripada saudaranya kopi arabika, daunnya yang lebar dan panjang, serta pohon kopi robusta lebih rentan diserang oleh serangga dan penyakit.

Untuk proses berbunga dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan dan berbuah pada tempat yang mempunyai suhu udara yang lebih hangat.

Untuk soal cita rasa, sejauh ini yang saya rasakan adalah kopi ini lebih pekat, rasanya agak seperti coklat kacang namun lebih pahit, aromanya khas dan unik, menurut saya seperti wangi dari kayu segar yang baru dipotong dan terkena sinar matahari. Biasanya kopi robusta di Indonesia di roasting (panggang/sangrai) sampai fully carbonized, charcoal, makanya terlihat sangat gelap dan mengkilap tapi tidak semuanya di roasting seperti ini.

banyak orang mengatakan kopi robusta lebih banyak kandungan kafein dibanding arabika, saya kurang tahu tetapi biasanya kalo saya meminum kopi ini, jantung saya langsung dag dig dug seeeerrrr~

KOPI ARABIKA

Kopi Arabika (Coffea Arabica) ditemukan pada tahun 1753 Hanya dapat tumbuh di dataran lebih dari 700 m dpl, suhu 15-20 °C, dengan iklim yang kering dan curah hujan yang rendah. Kopi arabika lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit, dan inilah yang menjadi penyebab harga kopi arabika menjadi lebih tinggi dibanding varietas kopi yang lain.

Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70% pasar kopi dunia. Kopi Arabika Indonesia termasuk salah satu kopi arabika terbaik di dunia karena karakter rasanya yang khas dan menjadi primadona di pasar kopi dunia.

Di Indonesia, kebanyakan kopi Arabika ditanam di Aceh, Sumatera Utara, Toraja, Flores, Papua, dan beberapa di pulau Jawa.

Ciri-ciri yang terdapat dalam kopi arabika ini adalah bentuk biji lonjong, gepeng, dan agak memanjang. Pohonnya yang tinggi hingga mencapai 3 meter, jumlah biji kopi yang dihasilkan sedikit, tumbuh di dataran tinggi dan berbunga dalam waktu kurang lebih 9 bulan.

Menurut pengalaman saya sejauh ini, rasa yang dihasilkan oleh kopi arabika adalah asam yang berkarakter kuat, kental, aromanya yang wangi buah segar, lebih halus ketika lumer dimulut, sehinga lebih cocok disajikan sebagai single origin coffee dan banyak karakter yang dihasilkan berbeda dengan robusta yang sudah saya jelaskan diatas.

Kandungan kafein arabika rendah, nyaman bagi lambung saya sebagai penderita maag dan jantung saya bekerja seperti biasanya.

Jadi, Sobat Kopi sekalian, manakah yang selalu kalian minum setiap harinya? Kopi robusta atau arabika?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hantu Kopi Luwak? Ada-Ada Saja

Masyarakat di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, kembali digegerkan dengan merebaknya isu setan kopi luwak. Isu tersebut sebenarnya pernah beredar pada pertengahan tahun lalu, tapi kemudian hilang begitu saja. Kini desas-desus tersebut terdengar lagi dan malah makin meluas ke daerah lain. Tokoh masyarakat Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Saban, 50 tahun, mengatakan setiap hari warganya membicarakan setan kopi luwak. Padahal masyarakat sendiri belum pernah melihat wujud hantu yang dipergunjingkan itu. "Katanya hanya bau yang bisa dirasakan," kata Saban, Sabtu, 30 Mei 2015. Berdasarkan laporan masyarakat, bau yang tercium itu seperti kopi baru diseduh. Aroma semerbaknya sangat kuat. Padahal tak ada warga yang sedang minum kopi atau menyeduh. "Makanya disebut setan kopi luwak," ujarnya. "Saya sendiri juga belum pernah merasakannya. Tapi banyak warga saya yang mengaku merasakannya." Laporan lain menyebutkan, setiap aroma tersebut muncul, ada

Sejarah Kopi Solong

Aceh salah satu produsen kopi didunia dan kopi arabika merupakan kopi speciality dan tidak dimiliki oleh negara lain yang mempunyai rasa dan aroma khas kopi Aceh dan sumbernya ada di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, Aceh. Selain kopi jenis arabika, ada kopi robusrta yang tidak kalah enaknya terutama robusta Lamno Aceh Jaya, Aceh yang tiada duanya. Ini yang menjadi sumber bahan baku untuk produksi kopi terkenal di Aceh dan manca negara yaitu KOPI SOLONG, ULEE KARENG, BANDA ACEH dan saat ini menjadi icon wisata Kota Banda Aceh. Sejarah Kopi Solong dan sebutan Solong hanya legenda artinya tidak tahu pasti apa artinya, namun ini sudah melekat erat dihati penikmat kopi sejak tahun 1974. Solon kata Cek Nawi (pemilik warung kopi solong Sp.7 sekarang) hanya panggilan orang-orang terhadap ayahnya (Haji Muhammad Kasaman) yang bekerja pada orang Tionghoa saat itu dan akhirnya ayahnya mendirikan usaha bubuk kopi, sampai saat ini populer dengan nama Kopi Solong. Kopi ini diolah secara tradis

Cara Membuat Kopi Menggunakan Chemex

Ga mungkin lah kalo sobat gatau alat yang satu ini. Alat yang udah melegendaris dari tahun 1940-an, yang udah dipajang di kafe-kafe, yang selalu jadi bahasan semua orang kalo ngomongin hal-hal tentang kopi. Udah kebayang kan? Alat itu adalah Chemex. Chemex ini udah jadi alat seduh manual yang wajib punya lah, Bentuknya yang elegan nan elok di mata membuat ritual nyeduh sobat menjadi lebih mengasikkan. Chemex ini mirip dengan metode seduh V60 drip terutama dalam hal body dan rasa. langkah membuat kopinya pun hampir sama. Filter Chemex itu 20-30% lebih tebal dari yang digunakan oleh metode pour over lainnya seperti Hario V60. Hasilnya adalah secangkir kopi yang lebih kaya rasa walaupun waktu seduh lebih lama dari pour over yang lain. Meski rasa yang dihasilkan tidak sekaya menyeduh dengan French Press , tapi Chemex mampu menghasilkan secangkir kopi tanpa sedimen yang akan membuat orang lain nyaman dengan rasa yang lebih lembut. Tapi jangan seneng dulu sob, karena udah kebayang